BEBERAPA KAIDAH DALAM MENGHAFAL AL-QUR'AN
Oleh: H. Afdhil Fadli Lc. MA
(Kepala Sekolah SMP TIQ Syech Ahmad Chatib al Minangkabawi)
Berangkat dari begitu utamanya menghafal Al-Qur'an maka sangat penting rasanya disampaikan beberapa kaidah dan teknik dalam menghapal Al-Qur'an. Mudah-mudahan tekhnik-tekhnik tersebut dapat kiranya membantu kita supaya mudah dalam menghapal Al-Qur'an.
Kaidah Pertama: Ikhlas
Ikhlas adalah kunci taufiq dan dibukakannya pintu hidayah oleh Allah Subhanahu wata'ala. Dia menghapal Al-Qur'an adalah karena Allah dan mengharapkan balasan dan ganjaran dariNya saja. Seseorang yang Ikhlas meyakini bahwa Allahlah yang membimbing dia sehingga dia mudah dalam menghapal Al-Qur'an. Dia betul-betul yakin dengan firman Allah yang berbunyi:
Artinya: Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Qur'an.
Sebaliknya bagi seseorang yang tidak ikhlas menghafal maka dia akan mudah putus asa apabila mengalami banyak rintangan dalam menghapal Al-Qur'an dan akan sombong dan takabbur bila berhasil menghapal. Selanjutnya dia tidak akan mendapatkan balasan dan pahala dari sisi Allah subhanahu wata'ala,malahan akan mendapat ancaman neraka. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أول الناس يقضى فيه يوم القيامة ثلاثة: وذكر منهم: ورجل تعلّم العلم وعلّمه, وقرأ القرآن فأتي به فعرّفه نِعَمَه فعرفها, فقال: فما عملت فيها؟ قال تعلمت فيك العلم وعلّمتُه, وقرأت القرآن, قال: كذبت, ولكن ليقال: هو قارئ, فقد قيل, ثم أُمر به فسحب على وجهه حتى ألقي في النار [8]
" Manusia yang pertama-tama disidang pada hari kiamat ada tiga orang, dan diantara mereka: seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya, dan membaca Al-Qur'an. Didatangkanlah dia lalu dibeberkan kepadanya akan nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya, lalu ia mengetahuinya,lalu Allah SWT berfirman: Apa yang kamu lakukan terhadap nikmat-nikmat itu? Dia berkata: Aku mempelajari ilmu karena Engkau dan mengajarkannya,dan aku membaca Al-Qur'an. Allah berfirman: engkau berbohong, tetapi engkau berbuat demikian supaya dikatakan orang bahwa engkau seorang qari' Al-Qur'an, maka sudah diktakan orang-orang. Kemudian diputuskan supaya diseret dalam keadaan tertelungkup, kemudian dilemparkan ke dalam neraka.
Kaidah Kedua: Upaya membenarkan Pengucapan dan Bacaan
Setelah memurnikan niat hanya kepada Allah selanjutnya mulailah kita mencari guru qur'an dan belajar kepadanya. Kita perbaiki bacaan yang akan kita hapal kepada dia setiap harinya. Lalu kita ulang-ulang bacaan tersebut sebanyak 10 sampai 20 kali.Hal ini amat penting supaya hapalan kita tidak salah-salah tajwidnya. Umpamanya kita ingin menghafal satu halaman pertama dari surat النبإ , maka kita perbaiki bacaan surat an-naba tersebut dihadapan guru qur'an. Dan untuk mendukung dalam perbaikan mutu bacaan kita, maka bagus juga kita mendengarkan bacaan dari kaset-kaset murattal yang ada.
Kaidah Ketiga: Memakai Satu Model Cetakan Al- Qur'an
Diantara sesuatu yang benar-benar dapat membantu menghafal adalah menggunakan satu bentuk cetakan Al-Qur'an. Seperti menggunakan mushaf cetakan Timur Tengah yang akhir halamannya berada di akhir ayat,banyak halaman mushafnya 604 halaman, ataupun menggunakan menggunakan mushaf standar Indonesia yang akhir halamannya berada di tengah-tengah ayat.
Seseorang bisa menghapal dengan melihat ataupun mendengar,maka bentuk dan letak-letak ayat ayat dalam mushaf itu akan dapat terpatri dalam hati disebabkan orang sering membaca dan melihat mushaf. Kalau seseorang yang yang sedang menghapal Al-Qur'an mengganti cetakan mushafnya yang biasa dia gunakan untuk menghapal atau dia menggunakan mushaf-mushaf yang berbeda-beda letak ayat-ayatnya,maka hapalannya akan berbeda-beda pula,dan hal itu tentu akan mempersulit hapalannya.
Kaidah Keempat: Memilih Waktu Yang Cocok
Jangan menghafal diwaktu yang sempit,banyak kesibukan, ataupun pada waktu pikiran dan otak tidak fresh. Sebaliknya,carilah waktu yang lapang,suasana yang tenang. Waktu yang paling bagus untuk menghafal adalah tengah malam menjelang dan setelah Shalat Shubuh, karena pada saat itu pikiran masih jernih,badan masih segar.
Berkata Khatib Bagdadi: “ Ketahuilah sesungguhnya dalam menghafal ada waktu-waktu yang seyogyanya selalu dijaga bagi yang ingin menghafal,dan sebagus-bagus waktu adalah tengah malam menjelang Shubuh[9]
Berkata Ismail bin Abi Uwais: “ Jika engkau ingin menghafal sesuatu maka tidurlah,lalu bangunlah menjelang Shubuh, lalu mulailah menghafal, maka hafalan engkau akan susah hilangnya[10]
Kaidah Kelima: Memilih Tempat Menghafal
Suatu ruangan kecil yang udara bisa keluar masuk dengan bebas lebih bagus sebagai tempat menghapal dibandingkan dengan tanah lapang yang luas ataupun perkebunan yang hijau ranum. Sebab pemandangan yang indah akan membuat mata kita terpesona dan itu akan membuyarkan konsentrasi dalam menghafal. Sesungguhnya menghafal Al qur’an berbeda dengan acara diskusi lepas ataupun tadabbur alam.
Dan sebaik-baik tempat menghafal adalah di masjid, karena di masjid mata kita akan terjaga dari melihat hal-hak yang diharamkan agama, telinga akan terpelihara dari mendengar ucapan yang tidak diredhai Allah SWT, dan lidah tidak akan berkata kecuali hal-hal yang baik-baik saja. Sesungguhnya indra yang tiga sangat dibutuhkan dalam menghafal Al-Qur’an. Kalau indra yang tiga tersebut terjaga tentu hafalan akan bagus dan lancar.
Namun kadang-kadang kita akan mengantuk sewaktu menghafal dalam ruangan yang terbatas. Maka untuk menghilangkan rasa kantuk tersebut kita bisa berjalan-jalan diantara dua tiang masjid sambil meghapal. Hal ini bisa ibarat mencash bateray HP yang sudah lemah
Kaidah Keenam: Menghafal Dengan Suara Merdu dan Jahar
Membaca dan meghafal Al-Qur’an dengan suara yang merdu dan dijaharkan akan membuat si penghapal Al-Qur’an bersemangat. Sesungguhnya suara yang didengar telinga akan mudah hafalnya dibandingkan menghafal tanpa bersuara. Disamping dari itu hal ini dapat juga mengusir rasa kantuk yang menyerang sewaktu menghafal.
Dan Rasulullah juga menyuruh kita untuk memerdukan suara. Beliau bersabda:
Artinya: “ Baguskanlah Al-Qur’an tersebut dengan suara kalian.”
Kaidah Ketujuh : Membuat Target Hafalan Setiap Hari
Bagi orang yang berminat menghafal Al-Qur’an dia harus membikin target hafalan setiap harinya. Seperti membikin perencanaan menghafal satu halaman setiap harinya. Hafalan yang sedikit namun berkesinambungan setiap hari lebih baik dari pada hafalan yang banyak namun tidak kontiniu. Halaman yang kita rencanakan untuk dihafal hari ini mulai kita perbaiki bacaannya, sebagaimana yang telah disebutkan dalam kaidah yang kedua.
Untuk mendukung target ini berjalan hendaklah si penghafal Al-Qur’an mencari guru atau temannya yang mau mendengarkan hafalannya tersebut. Hafalan yang disetorkan kepada guru ataupun temannya usahakan dalam keadaan lancar,supaya tidak kerepotan sewaktu proses muraja’ah. Lalu hafalan tersebut diulang setiap hari.
Kaidah Kedelapan: Teknik menggabung antara satu ayat dengan ayat berikutnya
Permasalahan yang sering dialami oleh seorang yang meghafal adalah kerepotan menggabugkan satu ayat dengan ayat berikutnya. Setelah membaca ayat pertama, dia tidak ingat pangkal ayat kedua. Untuk mengatasi permasalahan ini maka dia harus membuka mushaf, lalu dia perhatikan dengan begitu teliti akhir ayat pertama dan awal ayat kedua.
Lalu bacalah dengan cara digabungkan akhir ayat pertama dengan awal ayat kedua paling kurang lima kali dengan tidak terputus.
Hal ini juga penting sewaktu menggabungkan akhir halaman pertama dengan awal ha alaman kedua,antara akhir juz dengan awal juz berikutnya,antara akhir surat dengan awal surat berikutnya.
Kaidah Kesembilan: Upaya Menjaga Hafalan
Hafalan yang baru sering sekali hilang. Oleh karena itu kita perlu ekstra hati-hati menjaganya. Diantara caranya adalah setiap selesai hafalan satu juz, jangan ditambah dulu hafalan tersebut sampai betul-betul lancar. Usahakan disimakkan hapalan satu juz tersebut kepada guru ataupun teman. Begitu juga sewaktu sampai 5 juz, 10 juz, 15 juz dan seterusnya. Dan dibuat juga jadwal muraja’ah harian
METODE DAN CARA MENGHAFAL
Untuk menghafal orang mempunyai metode dan cara yang berbeda-beda. Metode yang dikenal untuk menghapal itu ada 3,yaitu:
- Metode S ( Seluruhnya ), yaitu membaca satu halaman dari baris pertama sampai baris terakhir secara berulang-ulang sampai hafal.
- Metode B ( Bagian ), yaitu menghapal ayat demi demi ayat, atau kalimat demi kalimat yang dirangkaikan sampai satu halaman.
- Metode C ( Campuran ), yaitu kombinasi antara metode S dan B. Mula-mula dengan membaca satu halaman berulang-ulang, kemudian pada bagian tertentu dihafal tersendiri. Kemudian diulang kembali secara keseluruhan.
Diantara tiga metode tersebut,metode C lah yang paling banyak dipakai oleh orang untuk menghafal Al-Qur’an.
Dalam praktek seorang yang menghafal Al-Qur’an akan melakukan cara-cara sebagai berikut:
- Membaca binnazhar ( melihat mushaf ) halaman yang akan dihafal dengan cermat secara berulang-ulang sampai 10 kali, sehingga memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang lafazh maupun urutan ayat-ayatnya.
- Mennghafal ayat-ayat tersebut sedikit demi sedikit, misalnya satu baris, beberapa kalimat atau sepotong ayat yang pendek dengan dibaca secara hafalan sampai tidak ada kesalahan.
- Setelah satu baris atau beberapa kalimat tersebut sudah dapat dihafal dengan lancar, lau ditambah dengan merangkaikan baris atau kalimat berikutnya, sehingga sempurna satu ayat. Kemudian rangkaian ayat tersebut diulang kembali sampai benar-benar hafal.
- Setelah materi satu ayat dapat dihafal dengan lancar, kemudian pindah kemateri ayat berikutnya.
- Untuk merangkai hafalan urutan kalimat dan ayat dengan benar, setiap selesai menghafal materi atau ayat ayat berikut harus selalu di ulang-ulang, mulai dari ayat pertama dirangkaikan dengan ayat kedua dan seterusnya.
- Setelah satu halaman selesai dihafal, diulang kembali dari awal halaman sampai tidak ada kesalahan, baik lafazh maupun urutan ayat-ayatnya. Yang perlu mendapat perhatian adalah adlah jika ada lafazh-lafazh yang yang serupa atau hampir serupa dengan lafazh yang lain serta penutup atau ujung setiap ayat.
- Setelah halaman yang ditentukan dapat dihafal dengan baik dan lancar, lalu dilanjutkan dengan menghafal halaman berikutnya.
- Dalam hal merangkai halaman, perlu diperhatikan sambungan akhir halaman tersebut dengan awal halaman berikutnya, sehingga hafalan itu terus akan sambung menyambung. Karena itu, setiap selesai satu halaman, perlu juga diulang denga dirangkaikan dengan halaman-halaman berikutnya.
- Setiap halaman yang sudah lancar di sima’kan kepada Ustaz atau pembimbing tahfizh. Begitu juga kalau hafalan sudah satu juz disima’kan keseluruhannya kepada ustaz.
[1] Surat Al- Maidah ayat 15-16
[2] Hadits riwayat Turmuzi, dan dia berkata hadits ini hasan shahih
[3] Hadits riwayat Turmuzi, dan dia berkata hadits ini hasan shahih
[4] Surat An-Nahl ayat 98
[5] Surat Shad ayat 29
[6] Surat Al Isra ayat 107-109
[7] Al-Qur'an surat Ar- Rahman ayat 1- 2
[8] Hadits riwayat muslim dalam kitab 'imarah
[9]Al khatib Bagdadi, Al faqih wal mutaqqih, vol 2, hal 103
[10] Al jami’ fil hatstsi ‘ala hifzhil ilmi, hal 177
[11] Hadits riwayat darimi, kitab fadhailil qur’an
Komentar
Posting Komentar