AWALI KERJA DENGAN SHALAT DHUHA
Tubuh
manusia memiliki ratusan tulang yang masing-masing dihubungkan dengan persendian.
Jumlah persendian dalam tubuh manusia adalah 360, sebagaimana disebutkan oleh
Rasulullah SAW dan dibenarkan oleh para dokter. Kita tidak bisa membayangkan,
bagaimana jika tulang-tulang yang ada dalam tubuh kita tersebut tidak
dihubungkan dengan persendian. Atau salah satu persendian tersebut tidak bisa
menjalankan fungsinya dengan baik. Maka, tidak ada yang mengetahui betapa
besarnya nikmat ini kecuali orang yang telah kehilangan nikmat tersebut.
SHADAQAH TANPA HARTA
Setiap
hari, persendian kita mempunyai kewajiban untuk bershadaqah sebagai realisasi
syukur kita kepada Allah, Dzat yang telah menciptakannya. Caranyapun beragam
sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah SAW :
"Setiap
persendian manusia diwajibkan untuk bershadaqah setiap harinya sejak matahari
terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang yang berselisih
adalah shadaqah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat
barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah shadaqah. Berkata yang baik juga
termasuk shadaqah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat
adalah shadaqah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah
shadaqah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Begitu
berat dan lelahnya kita jika harus melakukan berbagai amal tersebut setiap
harinya. Sehingga para sahabatpun bertanya, "Siapa yang sanggup melakukan,
wahai Rasulullah?" Maka beliau menjawab, "Jika ia tidak mampu, maka
dua rakaat Dhuha sudah mencukupinya." (HR Ahmad Abu Dawud)
Rasulullah
SAW memberikan kemudahan kepada umatnya, bahwa semua shadaqah yang dilakukan
oleh anggota badan tersebut dapat diganti dengan dua rakaat shalat Dhuha, karena
shalat merupakan amalan semua anggota badan. Jika seseorang mengerjakan shalat,
maka setiap anggota badan menjalankan fungsinya masing-masing. Demikian
penjelasan yang disebutkan oleh Ibnu Daqiqil 'Ied.
Jumlah
raka'at
Dhuha minimal adalah 2 raka'at sedangkan maksimalnya adalah 8
raka'at. Dengan menjalankan 2 raka'at Dhuha, kita telah melaksanakan salah satu
wasiat Rasulullah SAW. Abu Hurairah berkata, "Kekasihku, Rasulullah SAW
berwasiat kepadaku dengan tiga perkara: puasa selama tiga hari setiap bulannya,
dua raka'at shalat Dhuha, dan mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur."
(Muttafaq 'Alaihi)
KEUTAMAAN SHALAT DHUHA
Meskipun
bernilai sunnah, shalat ini mengandung banyak fadhilah (keutamaan), namun tidak
banyak dari kita yang memperhatikannya. Diantaranya sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abu Darda' ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Allah
ta'ala berfirman, "Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat pada
permulaan hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu pada sore harinya."
(HR. Tarmidzi)
At
Thayyibi menerangkan bahwa dengan mengerjakan empat rak'at di pagi hari, Allah
akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan kita dan menjauhkan kita dari semua yang
tidak kita inginkan hingga sore hari. Fadhilah lainnya, orang yang
mengerjakannya dimasukkan dalam golongan orang-orang yang kembali kepada Allah.
Karena shalat Dhuha adalah shalat awwabin, shalatnya orang-orang yang
kembali kepada Allah (bertaubat). Dalam hadits lain Rasulullah SAW menyebutkan
bahwa pahala orang yang mengerjakan shalat Dhuha seperti orang yang mengerjakan
umrah.
MENJADI KAYA DENGAN SHALAT DHUHA?
Ada
diantara kaum muslimin yang begitu bersemangat mengerjakan shalat dhuha. Namun
ironisnya ketika mereka melaksanakan shalat wajib, justru malas-malasan dan
hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban saja. Shalat subuh dikerjakan jam
enam pagi dan salat asar hanya kalau sempat saja. Penyebabnya, ada tujuan lain
ketika mereka mengerjakannya yaitu ingin mendapatkan balasan di dunia, biar
lancar rezekinya dan menjadi orang yang kaya raya. Sehingga doa-doa yang
dipanjatkannyapun hanya dengan kelancaran rizki. Demikian fenomena yang sering
kita dapatkan di masyarakat. Dunia, mungkin saja mereka peroleh. Boleh jadi
akan semakin lancar rizkinya dan karirnya terus meningkat. Namun apa yang
mereka peroleh di akhirat? Qatadah ketika menafsirkan surat Hud: 15-16, ia
berkata, "Barang siapa yang dunia adalah tujuannya, dunia yang selalu dia
cari-cari dengan amalan shalehnya, maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya
di dunia. Namun ketika di akhirat, dia tidak akan memperoleh kebaikan apa-apa
sebagai alasan untuknya. Adapun seorang mukmin yang ikhlas dalam beribadah
(yang hanya mengharapkan wajah Allah), selain akan mendapatkan balasan di dunia
dia juga akan mendapatkan balasannya di akhirat."
LUANGKAN WAKTU
Waktu
pelaksanaan shalat Dhuha adalah ketika matahari mulai naik sepenggalan,
kira-kira seperempat jam setelah matahari terbit hingga
waktu zawal (matahari tergelincir). Dan waktu yang paling afdhal
adalah ketika matahari mulai panas.
Memang,
tidak mudah untuk melaksanakan shalat Dhuha. Karena waktunya bertepatan dengan
jam-jam dimulainya aktivitas keseharian, orang sibuk bekerja mencari rezki pada
waktu tersebut. Namun, sesempit apapun waktu kita karena aktivitas sehari-hari,
jika kita luangkan waktu sejenak untuk mengerjakan shalat Dhuha, Insya Allah
tidak akan mengurangi jatah rizki yang telah ditentukan untuk kita. Kalau toh
meluangkan waktu pada waktu tersebut tidak memungkinkan pula, karena peraturan
perusahaan yang begitu ketat dan mengikat, shalat Dhuha bisa kita kerjakan
sebelum masuk jam kerja. Nah, mari awali kerja kita dengan melaksanakan shalat
Dhuha.
Komentar
Posting Komentar