Ikhlas Menghafal Al-Qur'an Karena Allah
Menghafal
Al Quran bukanlah sekedar menghafal akan tetapi yang lebih penting lagi adalah
memahami, merenungkan dan mengamalkan Al-Quran, bukan hanya semata hafal. Allah
berfirman “Al-Qur’an adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang
dianugerahi ilmu oleh ALLAH” Qs.29:49. Jadi Al-Quran itu adalah apa yang ada di
hati kita, bukan sekedar hafalan di mulut atau di otak saja. “Itulah kitab
Al-Quran yg Kami turunkan agar direnungkan ayat ayatnya dan menjadi pelajaran
bagi orang-orang yang mengambil pelajaran”
Al
Quran berfungsi sebagai dzikr kita. Ia adalah pengingat, dan di dalam Al-Quran
ada petunjuk, dan dzikir kita ada di dalam Al-Quran. Dzikir adalah prestasi.
Ingat pada Allah adalah sebuah prestasi. Al-Quran adalah tempat kita berdzikir,
di dalamnya ada dzikir, dan ia adalah dzikir terbesar, didalamnya ada
sebab-sebab dan petunjuk yang akan membawa kita kepada kemuliaan. Didalamnya
adalah kemuliaan hidup kita.
“Sesungguhnya
telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat
sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?” QS Al-Anbiya
: 10
ALLAH
ciptakan manusia dalam bentuk paling sempurna maka amat mampu untuk menghafal
Al-Quran. Para sahabat Rasulullah dididik oleh beliau pertama kali dengan
Al-Quran. Salah satu nikmat Allah dimudahkan ALLAH bisa setoran hafalan sehari
lebih dari sekian halaman, maka awali tahfizh Al-Quran dengan CINTA dan IKHLAS
karena ALLAH. Jika sudah cinta, maka halangan yang muncul dalam proses
menghafal tidak akan berarti, cintalah awalah dari sebuah prestasi dan
kedisiplinan.
“Kami
tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;” Qs Thoha ayat
2
Maka,
cintailah Al-Quran, jangan justru menjadi beban, ia adalah obat bagi jasmani
dan rohani, sehingga aneh jika ada orang hafal Al-Quran namun masih STRESS.
Karena Al-Qurannya tak ada di hatinya. Allah tidak menghalangi ummatnya untuk
berkarya dan berprestasi, namun mulailah dengan Al-Quran. Rasulullah mendidik
sahabatnya berawal dari Al-Quran sebelum yang lainnya. Al-Quran adalah sumber
prestasi dan energi. Ilmu lain nyusul tatkala hati kita penuh dengan Al Quran.
Banyak kejadian dimana para penghafal Al-Quran terus memurojaah hafalannya
ketika sedang kondisi tidur.
Tak
ada manusia ajaib, yang ada adalah mereka yang terus berlatih. ” There is no
rest for to be the best “. Tidak ada kata istirahat untuk mendapatkan yang
terbaik. Teruslah berlatih dan disiplin.
Mereka
yang mampu menghafal Al-Quran dengan baik terbukti disiplin dan memiliki jiwa
kepemimpinan serta tanggung jawab dan ISTIQOMAH, karena dia berhasil memanage
waktunya dengan baik dan memahami skala prioritas dan ayat Allah yang tertanam
dalam hati. Saat duniawi datang dalam hati….bagi yang mondok di ma’had tahfidz
TIDAK langsung keluar pindah dari pondok yang satu ke pondok lain karena bosan
dan ingin suasana baru karena merasa terkekang belajar Al Quran tidak punya
kebebasan, ilmu baru, di tempat yang baru. Itu bukan istiqomah. Disiplin,
tanggung jawab, Istiqomah dan faham Al-Quran akan menjadikan muslim yang
kuat..karena hatinya penuh dengan ayat Allah. Jika anak-anak kita cinta pada
Al-Quran, menjadikan Al-Quran sebagai referensi, tujuannya adalah Al-Quran maka
dengan sendirinya mereka akan berakhlaq baik dan berprestasi.
Maka,
cintailah Al-Quran, tumbuhkan dari hati, persiapkan untuk perjumpaan dengan
Allah.
SUBHANALLOH…
SUBHANALLOH…
http://www.dic.or.id/ikhlas-menghafal-karena-allah/
Komentar
Posting Komentar