Menghafal Al-Quran Fitur Meningkatkan Kecerdasan
Sabtu, 27 April 2019
Bismillahirrahmanirrahim
Bismillahirrahmanirrahim
Qur'an
adalah mukjizat terbesar yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk
menjadi rahmatan lil'alamin. Sungguh Allah telah memilih di antara
hamba-hamba-Nya, orang-orang yang Allah jadikan sebagai penjaga Kitabullah
dengan cara memelihara hafalannya dan menjaganya di dalam hati-hati mereka.
Allah memberikan banyak keutamaan-keutamaan bagi para penghafal Al-Quran
(Al-Ajwibah al-Hisan Liman Araada Bihifdzil Quran karya Syaikh Taqiyyul Islam
Qaari), diantaranya adalah: Membantu meningkatkan kekuatan daya ingat dimana
hafalan itu bertambah serta mudah pula untuk menghafal apa yang dia inginkan
berupa ilmu-ilmu dan faedah-faedah. Allah menjadikan mudah baginya.
Banyak
ilmuwan muslim yang mereka sukses dan menjadi ilmuwan dunia hingga ilmunya
telah memberi manfaat besar dalam kehidupan kita saat ini. Sebut saja Ibnu Sina
- Bapak Kedokteran dunia yang dikenal oleh orang-orang barat dengan nama
Avicena, Al Khawarizmi (penemu Ilmu Aritmatika), Al Farabi (Filosof Islam),
Ibnu Jabir Al Hayyan (Bapak Kimia Modern), Ibnu Jazari (Perintis Teknologi
Modern & Robot) dan lain-lainnya masih banyak lagi. Kesemua ilmuwan ini
tidak menjadi besar dan hebat begitu saja. Pada Usia yang sangat kecil mereka
telah dekat dengan Al Qur'an. Bahkan Ibnu Sina pada usia 10 tahun sudah
menghafal Qur'an 30 Juz, subhanallah. Mereka tidak hanya menguasai satu bidang
ilmu.
Saat
ini dibelahan bumi Arab, saudara-saudari kita di Palestina mereka
berlomba-lomba menghafal qur'an 30 Juz dalam usia yang relatif masih sangat
kecil. Dan ini yang menjadi kekhawatiran orang-orang Yahudi, akan muncul para
pemimpin-pemimpin muslim yang cerdas dan tangguh dari anak-anak penghafal
Qur'an ini.
Pembiasaan
dekat dengan Qur'an sejak dalam kandungan salah satu cara membiasakan mereka
dekat dengan Quran ketika mereka besar. Mamah Tien Soekresno dalam perbincangan
kami di bulan Ramadhan beberapa tahun silam mengatakan "sejak dalam
kandungan, janin yang dibiasakan diperdengarkan bacaan Quran akan terbentuk
sebuah 'space' di otaknya sebuah kemampuan lain yaitu terbiasa dengan bacaan
yang baik, Qur'an". Bacaan Al-Qur’an mampu merangsang syaraf-syaraf otak
pada anak. Dan
tidaklah heran kita menemukan anak di usianya yang relatif kecil sudah
menghafal Qur'an.
Dari
berbagai penelitian membuktikan, usia dini (0-6 tahun) merupakan periode atau
masa keemasan (the golden age) yang sangat menentukan tahap perkembangan anak selanjutnya.
Kecerdasan anak mencapai 50 persen pada usia 0 – 4 tahun, sebanyak 80 persen
pada usia delapan tahun, dan mencapai 100 persen pada usia 18 tahun. Ini
berarti masa emas seorang anak berada pada usia dini, sebelum berusia 7 tahun.
Pada masa emas, kecepatan pertumbuhan otak anak sangat tinggi, mencapai 50
persen dari keseluruhan perkembangan otak anak selama hidupnya. Di masa ini,
seorang anak mampu menyerap ide dan pengetahuan jauh lebih kuat daripada orang
dewasa. Manfaatkanlah kehebatan otak anak-anak kita...biasakanlah dengan
hal-hal positif.
Insya
Allah akan melahirkan pribadi-pribadi sholeh, smart dan tangguh...menjadi
"Generasi Harapan" Pemimpin masa depan yang hebat, Amiiinn. Bila
orangtua tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan jalan membantu dari belakang,
maka tetap tidak akan mempengaruhi kemampuan otak anak dalam menganyam neoron,
karena kesempatan untuk memperkuat koneksi otak terbuka luas selama masa
anak-anak. Tetapi tentu akan semakin baik bila orangtua pun ikut aktif
membantu.
Usia
menghafal tidak hanya sampai 18 atau ada yang mengatakan 21 tahun, bagi
kita-kita yang usianya sudah berlanjut...masih ada harapan. Dalam buku HAFAL
AL-QUR’AN TANPA NYANTRI penyusun: Abdud Daim Al Kahil. penerbit: Pustaka
Arafah-- Ummu Sholih (Indonesia) berhasil menghafal Quran 30 juz pada usia yang
telah lanjut 70 tahun...subhanallah. Ini berarti masih ada harapan...Ayo diri
SEMANGAT ! Tularkan kebaikan ini untuk diri dan untuk orang-orang disekitar
yang kita cintai.
Komentar
Posting Komentar