Musyawarah Perdana Pengurus AYPI Sumatera Barat Di Kampus Baiturrahmah Padang
Rabu, 18 September 2019
Bismillahirrahmanirrahim
Bismillahirrahmanirrahim
Dalam kesempatan
ini, AYPI Sumatera Barat berkesempatan untuk melakukan Musyawarah Perdana
Pengurus di Kampus Baiturrahmah Padang. Musyawarah Perdana ini dilakukan untuk
menentukan bagaimana kedepannya AYPI Sumatera Barat ini akan dijalankan dan
dikerahkan. Kesempatan musyawarah perdana ini dihari langsung oleh Ketua
AYPI Sumbar Ustadz Nashran Nazir, M.Pd, Dewan Penasehat AYPI PW Sumbar Prof.
DR. H. Musliar Kasim dan Ketua Harian AYPI Sumbar Pun Ardi, SAg. Alhamdulillah
musyawarah perdana ini berjalan dan berlangsung dengan baik dan sesuai dengan
apa yang diharapkan, sebab dari musyawarah perdana ini dapat disimpulkan dan
dihasilkan beberapa poin pelaksanaan yang akan dijalankan nantinya.
AYPI ini sendiri merupakan sebuah perkumpulan lembaga-lembaga yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Islam Sumatera Barat. AYPI ini sendiri baru dibentuk pada 04 April 2019. Setelah pembentukan ini, langusng dilanjutkan dengan rapat pleno pertama untuk membahas strategi dan bentuk
kegiatan selanjutnya. Yang hadir dalam acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini ialah Ketua Yayasan-Yayasan Pendidikan Islam yang tergabung dalam AYPI yang berasal
dari Jabodetabek, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, direksi,
kepala sekolah, dan guru serta masyarakat umum. Hadir pula delegasi dari
Malaysia dan Filiphina. Ketua
AYPI Mirdas Eka Yora mengatakan, dengan hadirnya AYPI banyak yang bisa
dilakukan dengan berkolaborasi dan sinergi antar yayasan pendidikan Islam. Menurutnya,
belum ada baik di tingkat nasional maupun internasional, sebuah asosiasi
yang menghimpun tenaga dan potensi yang begitu luas yang bernaung di bawah Yayasan-Yayasan Pendidikan Islam.
‘’Ide
ini lahir dari para pendiri AYPI. Mereka mencetuskan sebuah langkah
bagaimana sesegera mungkin kita mengambil posisi di dalam perkembangan baik di
Indonesia atau negara-negara sahabat. Jangan sampai kita lembaga
pendidikan Islam menjadi peserta pelengkap penderita atau peserta
pelengkap saja. Jadi tidak bisa menentukan sikap, arah, warna, kebijakan dan
kerjasama yang konkrit dengan pemerintah. Kalaupun ada sifatnya parsial dan
pencapaiannya terbatas dan tidak bisa menjadi kebijakan terhadap nasional
apalagi global,’’ jelasnya Ketua AYPI Mirdas Eka Yora.
Ke
depan, Mirdas berharap AYPI memiliki peran yang jelas dan bisa menentukan
arah pendidikan nasional dan global. Apalagi di forum-forum global. ‘’Pada
forum-forum global, negara Islam sepertinya sampiran saja. Seolah kita ini
minoritas di dunia, padahal saat ini kita populasi terbesar di tingkat global
tapi peran itu seperti tidak terlihat,’’ujarnya. Kedua,
langkah konkret yang bisa dilakukan AYPI dengan cepat akan melakukan pemetaan
dalam rapat pleno para ketua yayasan, pembina untuk merumuskan langkah
strategis bersama yang akan bisa segera dilakukan. ‘’Karena banyak di antara
yayasan-yayasan itu punya keunggulan-keunggulan. Ada yang punya keunggulan
dalam Tahfizh Al-Quran, bidang perbukuan, bidang kreativitas, networking, media
massa, ketrampilan tertentu misalnya sains. Ini yang akan kita bicarakan,
apa saja yang bisa disinergikan,” paparnya.
Pembina
AYPI, Evi Afrizal Sinaro, berharap dengan dibentuknya AYPI akan saling
menguatkan antara lembaga-lembaga yang bernaung di bawah yayasan pendidikan
Islam sehingga akan menciptakan pendidikan yang bermutu secara regional.
‘’Dibentuknya AYPI adalah sebagai perekat sekaligus memperkuat sinergi dan
kolaborasi antara pendidikan Islam di ASEAN,’’ kata EVi Afrizal Sinaro yang
juga ketua umum Yayasan Perguruan Al-Iman Citayam Bogor.
Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI)
memiliki 19 poin visi-misi sejak diresmikan pada Mei 2019 lalu. Ketua Umum AYPI
Mirdas Eka Yora mengaku pihaknya akan menggerakkan berbagai macam kegiatan
dan program yang akan memajukan pendidikan serta saling mendukung sesama
yayasan pendidikan Islam. Ia
menjelaskan dan menyadari bahwa saat ini peran yayasan pendidikan Islam masih
belum maksimal sebagai pelaku utama peningkatan mutu generasi Islam dan umat,
serta bangsa. Termasuk sebagai mitra pemerintah dalam bekerja sama memberi
arah dan terobosan dalam dunia pendidikan. Terutama dari konsep pendidikan
Islami sesuai amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan pada Pasal 3. Untuk itu, 19 poin tersebut menjadi penting.
Poin
visi-misi itu di antaranya bertujuan sebagai wadah kerja sama antara yayasan
pendidikan Islam dalam berbagai hal terkait yayasan, pendidikan, tantangan,
permasalahan, segala upaya berupa terobosan dan gagasan maupun kerja sama
dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya.
Komentar
Posting Komentar