Kita Dan Al-Qur'an
Sabtu, 04 Januari 2020
Bismillahirrahmanirrahim
Bismillahirrahmanirrahim
Berbicara
tentang Al-qur’an maka akan membicarakan 4 (empat) hal penting yang berhubungan
dengannya, Kempat hal tersebut adalah : membaca Al-qur’an, memahami maknanya,
mengamalkan isi petunjuknya, dan menyampaikan kebenarannya. Bila keempat hal
tersebut menjadi kebiasaan kita terhadap Al-qur’an maka pasti terjadi perubahan
baik dalam skala kecil (diri sendiri) maupun skala besar (masyarakat) yang pada
intinya untukmperubahan yang lebih baik.
Kita
menyadari bahwa Al-qur’an itu mempunyai fungsi istimewa bagi kesemestaan umat,
yaitu petunjuk bagi orang yang bertaqwa (hudan li al-muttaqin) dan juga menjadi
petunjuk bagi manusia (hudan li al-nas). Kedua fungsi Al-qur’an tersebut baru
terasa akan maknanya bahwa dia (Al-qur’an) itu sebagai petunjuk kalau kita
melaksanakan hal keempat hal penting sebagaimana tersebut diatas. Tanpa
itu, kita hanya mengenang keberadaan Al-qur’an sebagai petunjuk dalam arti
simbolik dan hanya menjadi nostalgia sejarah. Padahal kehadiran Al-qur’an dengan
petunjuknya itu diharapkan bisa membawa perubahan dari yang jahili menuju
islami (proses menuju kebaikan) Sehingga ketika kita mengatakan “Kita dan
Al-qur’an” sebagaimana judul tulisan tersebut diatas, maka ia bermakna
bagaimana kita memperlakukan Al-qur’an dalam kehidupan kita. Atau dalam
pengertian lainnya adalah : bagaimana kita bisa merubah diri dan masyarakat
sesuai dengan petunjuk-petunjuk dalam Al-qur’an. Kesadaran makna tersebut
menjadi sangat penting untuk kita dalam rangka menangkap arah atau tujuan
perubahan yang dikehendaki oleh Al-qur’an dan bimbingan Rasul SAW sajalah
membuat perubahan suatu keadaan menjadi baru yang lebih baik. Karenalah sikap
kita terhadap Al-qur’an “Sami’na dan Waatha’na”(dengar dan patuh) sehingga bisa
menciptakan perubahan untuk kebaikan.
Kita
dan Al-qur’an merupakan satu kesatuan paket untuk program kemanusiaan dalam
bingkai theologi yang tidak boleh terpisahkan untuk meraih masa depn yang lebih
baik. Sehingga intregasi dan internalisasi nilai-nilai petunjuk Al-qur’an dalam
kepribadian kita menjdi tolok ukur penting untuk mendapatkan kehidupan yang
kebih baik dan bermakna. Disinilah sebabnya, ketika kita memisahkan diri dengan
Al-qur’an, apalagi mengabaikan petunjuk ajarannya maka sudah dapat dipastikan
bahwa kehidupan kita akan menglami kerusakan serius dalam posisi yang tidak
menguntungkan. Dan ini sudah banyak fakta sosial yang menunjukkan betapa
kehancuran dan kehinaan yang terjadi dalam kehidupan ini hanya karena
meninggalkan Al-qur’an sebagai pedoman dan petunjuk hidup kita. Kita sebagai
Khalifah tentunya menyadari itu semuanya dan tidak berniat untuk kembali
mneguburkan diri pada lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Maka
juga harus ada kesadaran serius dari kita untuk kita kembali melakukan gerakan
kembali pada Al-Qur’an dan (al-sunnah). Kesadaran terhadap gerakan ini menjadi
sangat penting untuk menata kembali kegagalan hidup yang pernah kita peroleh.
Dan untuk kemudian menyusun langkah-langkah baru, peran serta fungsi baru
dengan kerja-kerja kongkrit menuju terciptanya kehidupan yang lebih baik.
Kita
dan Al-qur’an ibarat ruh dan jasad yang menyatu dan saling memberi makna pada
keduanya. Maka kemuliaan Al-qur’an itu karena kita memuliakannya dan kemuliaan
kita karena mengikuti panggilan Al-qur’an. Jadi kita dan Al-qur’an mempunyai
hubungan timbal balik untuk peradapan kemanusiaan semesta dalam bingkai
theologi. Maka membacanya saja tidak cukup, melainkan kita mentadruskan
Al-qur’an yaitu mengambil pelajaran apa yang dapat bisa kita lakukan dalam
kehidupan ini. Mentadruskan Al-qur’an kita membaca al-qur’an , memahami isi
petunjuknya atau pelajarannya dan mengamalkan isinya. Perhatikan firman Allah :
“Demikianlah kami mengulang-ngulang ayat-ayat kami, supaya (orang-orang beriman
mendpat petunjuk) dan mengakibatkan orang-orang musyrik mengatakan : Kami telah
mempelajari ayat-ayat itu (dari ahli kitab) dan supaya kami menjelaskan
al-qur’an itu kepada orang-orang yang mengetahui” (QS : Al-An’am : 105) Jadi
kita dan Al-qur’an perlu mendapat prioritas bagaimana mendidik diri kita dengan
pelajaran-pelajaran dalam Al-qur’an. Semoga!
Komentar
Posting Komentar